16 Juni 2015
Pengertian Supervisi Klinis
( pengajaran )
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia supervisi berarti pengawasan utama, pengontrolan tertinggi,
penyeliaan (2002:1107). Sedangkan klinis memiliki arti bersangkutan atau berdasarkan
pengamatan klinik (575). Sedangkan supervisi klinis termasuk bagian dari
supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya
lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar, dan langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut (Purwanto, 2004:90)
Supervisi klinis adalah
suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional
guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis
data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar
tersebut .
Karakteristik Supervisi
Klinis
Mukhtar dan Iskandar
menjelaskan bahwa supervisi klinis merupakan bantuan bagi guru dalam
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajarnya, dan dapat dilaksanakan
untuk kepentingan calon guru dalam pendidikan pra jabatan maupun latihan dalam
jabatan. karakteristiknya sebagai berikut:
A.
Supervisi klinis
pada prinsipnya dilaksanakan bersama dengan pengajaran mikro dan terdiri dari
tiga kegiatan pokok, yaitu pertemuan pendahuluan (pre-conference),
observasi mengajar, dan pertemuan balikan (post-conference)
B.
Supervisi klinis
merupakan suatu keperluan mutlak bagi guru maupun supervisor untuk memperoleh
pengetahuan, kesadaran dan menilai tingkah laku dalam profesinya sendiri. Bagi
guru berdasar kemampuannya sendiri untuk mengubah tingkah laku mengajarnya di
kelas ke arah yang lebih baik dan terampil, sedangkan bagi supervisor untuk
menambah pengetahuan, pengalaman serta kemampuannya dalam memberikan bimbingan.
C.
Pendekatan yang
dilakukan dalam proses supervisi klinis adalah pendekatan profesional dan
humanis
D.
Perbaikan dalam
mengajar mengharuskan guru memperbaiki keterampilan intelektual dan bertingkah
laku yang spesifik.
E.
Fungsi utama
supervisor adalah untuk mengajarkan keterampilan pengajaran kepada guru
F.
Instrumen yang
disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dengan guru
G.
Feedback yang
diberikan harus secepat mungkin dan secara obyektif
H.
Dalam percakapan
balik seharusnya datang dari guru terlebih dahulu.
Ciri - ciri supervisi klinis
ditinjau dari segi pelaksanaannya sebagai berikut:
A.
Bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi
B.
Jenis
keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru, disepakati melalui
pengkajian bersama antara guru dan supervisor
C.
Sasaran
supervisi hanya pada beberapa keterampilan tertentu
D.
Balikan
diberikan dengan segera dan secara objektif
E.
Dalam diskusi
atau pertemuan balikan, guru diminta terlebih dahullu untuk mengevaluasi
penampilannya
F.
Supervisor lebih
banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan
G.
Supervisi
berlangsung dalam suasana intim dan terbuka
H.
Supervisi
berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi atau
pertemuan balikan
I.
Supervisi dapat
dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
mengajar, di pihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun
dalam jabatan
Tujuan Supervisi Klinis
Tujuan supervisi adalah
mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan
mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir dari pendidikan
yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Tujuan konkrit dari
supervisi pendidikan adalah:
A.
Membantu guru dengan jelas dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan.
B.
Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar
murid
C.
Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern,
metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.
D.
Membantu guru dalam menilai kemajuan murid –murid dan
hasil pekerjaan guru itu sendiri.
E.
Membantu guru-guru baru disekolah sehingga mereka
merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
F.
Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya
tercurahkan sepenuhnya dalam membina sekolah.
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah :
A.
Menyediakan
feedback bagi guru yang objektif dari kegiatan mengajar guru yang baru saja
dijalankan.
B.
Mendiagnosis dan
membantu memecahkan masalah-masalah mengajar
C.
Membantu guru
mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi belajar
D.
Sebagai dasar
untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan
mereka
E.
Membantu guru
mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus
dalam karir dan profesi mereka secara mandiri
Fungsi Supervisi Klinis
Pemahaman umum bahwa peranan
utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Fungsi
supervisi menurut Swearingen yang dikutip oleh Binti Maunah ada delapan sebagai
berikut:
A.
Mengkoordinir
semua usaha sekolah
B.
Memperlengkapi
kepala sekolahMemperluas pengalaman guru-guru
C.
Menstimulir
usaha-usaha yang kreatif
D.
Memberikan
fasilitas dan penlaian yang terus menerus
E.
Menganalisa
situasi belajar mengajar
F.
Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota
staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.
Teknik Supervisi Klinis
Tahapan pelaksanaan
supervisi klinis dalam bentuk siklus dimulai dengan kegiatan
pra-observasi atau pertemuan awal pra siklus dan dilanjutkan pada siklus 1,
mengamati (observasi) guru. Siklus 2, dan sesudah pengamatan (post observasi)
melakukan umpan balik. Siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor dan guru
berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data adalah
untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
1. Pra
Siklus
Tahap-tahap pelaksanaan
supervise klinis pada tahap pra siklus dimulai dengan guru merasa butuh bantuan
untuk meningkatkan kualitas mengajar. Kebutuhan ini muncul, karena guru butuh
pelayanan dari supervisor agar guru mengetahui, memahami kelebihan dan
kelemahan dibidang ketrampilan mengajar untuk selanjutnya berusaha
meningkatkannya kearah yang lebih baik lagi. Pada tahap ini supervisor
meyakinkan guru bahwa melalui bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui
kelebihan, kelemahan dan atau kekurangan dalam (1) mempersiapkan kegiatan
pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran). (2) membelajarkan peserta
didik mencapai kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan
menampilkan keterampilan menngajar yang sesuai dengan materi pelajaran; dan (3)
secara terus menerus memperbaiki keterampilan mengajardan/atau mengembangkan
diri dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran.
2. Siklus
pertama
Kegiatan siklus pertama ini
adalah guru dengan supervisor bersama sama melakukan review dokumen
pembelajaran dengan cara memeriksa dokumen kurikulum yang terdiri
dari standar isi, silabus dan rencana pembelajaran. Dari hasil review tersebut,
selanjutnya supervisor menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperbaiki.
Secara bersama-sama pula antara guru dengan supervisor memperbaiki dokumen
kurikulum sampai memenuhi persyaratan baik dilihat dari substansi maupun
mekanisme pembelajaran dan dokumen tersebut siap untuk digunakan dalam kegiatan
mengajar.
Pada siklus 1 ini kontrak
dan isi kontrak yng dirumuskan bersama antara supervisor dengan guru terdiri
dari (1) supervisor meyakinkan guru hal yang perlu diamatai tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas; (2) menetapkan jenis ketrampilan
dan aspek education touch yang akan dilatihkan; (3) supervisor bersama guru
membicarakan dan menyepakati jenis ketrampilan dan aspek education touch yang
akan dilatihkan oleh guru latih selama proses pembelajaran berlangsung dikelas;
dan (4) ketrampilan yang disepakati dapat dipilih antara lain ketrampilan
bertanya, memberi penguatan, variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil
dan perorangan. Setelah ada kesepakatan bersama antara supervisor dengan guru
mengenai aspek ketrampilan apa saja yang akan diamati atau oservasi saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kedua belah pihak menandatangani
kontrak tersebut dan siap untuk melaksanakan kegiatan mengajar yang diamati
oleh supervisor.
3. Siklus
kedua Observasi
Sesuai kontrak yang telah
disepakati bersama antara supervisor dengan guru, maka dilanjutkan dengan
kegiatan observasi dikelas. Guru mengajar dan supervisor mengamati guru
mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam kegiatan observasi ini
supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan informasi
penting prihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati. Supervisor
mengamati guru mengajar dengan cara menggunakan lembar observasi atau merekam
dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya yang
memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru.
4. Siklus
ketiga Refleksi
Pertemuan setelah pengamatan
merupakan bagian penting dari perilaku postobservasi. Pertemuan balikan dalam
bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan
cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif
dari kedua belah pihak. Dengan penuh antusias, kejujuran dan keikhlasan
supervisor menanyakan perasaan guru yang diobservasi secara keseluruhan.
Setelah analisa data dalam
kegiatan refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan (1) perbandingan
perilaku guru dan siswa (2) mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa
dan guru (3) menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan siswa (4)
membandingkan penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan
lingkungan social sesuai dengan penggunaan identifikasi dan merencakanan masa
depan mereka; dan (5) membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil
belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan
dalam pengamatan.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan teknik supervisi
ini adalah sebagai berikut:
1.
Dapat dipakai
memperbaiki guru-guru yang sangat lemah kinerjanya
2.
Perbaikan yang
dilakukan sangat intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu
persatu, sampai semua kelemahan menjadi berkurang atau hilang.
3.
Proses
memperbaiki kelemahan dilakukan secara mendalam, termasuk:
A.
Guru merefleksi
kemampuannya melaksanakan proses pembelajaran
B.
Supervisor
mengobservasi secara mendalam, bila perlu memakai video
4. Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara
penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang
disupervisi diperbolehkan ikut menjadi pendengan dalam pertemuan
balikan.
Kelemahan teknis supervisi
klinis
Ada satu kelemahan teknik
supervisi ini yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang, karena
kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar
sebab dilakukan secara mendalam agar intensif.
Matkul : Administrasi Pendidikan
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar