11 juni 2015
Pengertian Akhlak
Secara etimologis ( lughatan
) akhlaq ( bahasa arab ) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti,tingkah laku,atau tabiat.
Adapun bentuk-bentuk akhlak
terhadap Allah,yaitu :
A. TAQWA
Taqwa
adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Tabbaraha
mengatakan bahwa makna asal dari taqwa adalah pemeliharaan diri. Diri tidak
perlu peliharaan kecuali terhadap apa yang ia takuti. Yang paling ia takuti
adalah Allah SWT. Rasa takut memerlukan ilmu terhadap apa yang ditakuti. Oleh
sebab itu yang berilmu tentang Allah akan takut kepada-Nya,yang takut terhadap
Allah akan bertaqwa kepada-Nya. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara
diri mereka dari azab dan kemarahan Allah di dunia dan akhirat.
Seorang
yang bertaqwa akan hati-hati sekali menjaga segala perintah Allah,supaya dia
tidak meninggalkannya. Hati-hati menjaga larangan Allah supaya dia tidak
melanggarnya,hingga dia dapat selamat hidup dunia dan akhirat.
Hakikat
Taqwa
Bila
ajaran islam dibagi menjadi iman,islam,dan ikhsan,maka pada hakikatnya taqwa
adalah integralisasi ketiga dimensi tersebut. Hakikat taqwa adalah memadukan
secara integral aspek iman,islam,dan ikhsan dalam diri seseorang. Dengan
demikian orang yang bertaqwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi
mukmin,muslim,dan muhsin.
Bertaqwa
Secara Maksimal
Allah
SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya bertaqwa kepada-Nya
dengan maksimal,yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki. Siapa
saja,dimana saja,kapan saja,dan dalam situasi bagaimana pun wajib
bertaqwakepada Allah SWT.
Kualitas
ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliaannya di sisi Allah SWT. Semakin
maksimal taqwa seseorang maka semakin mulia ia di mata Allah.
Buah
Dari Taqwa
Seseorang
yang bertaqwa kepada Allah SWT akan dapat memetik buahnya,baik di dunia maupun
di akhirat,diantaranya :
1) Mendapatkan sikap furqan,yaitu sikap tegas
menbedakan hak dan batil,benar dan salah,halal dan haram,serta terpuji dan
tercela.
2) Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan
bumi
3) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4) Mendapatkan rezeki tanpa di duga-duga
5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa
serta mendapatkan pahala yang besar
Lima
buah yang pertama dirasakannya di dunia dan yang terakhir di akhirat.
A. SYUKUR
Syukur
ialah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakikannya. Syukurnya
seorang hamba berkisar atas tiga hal yang apabila ketiganya tidak berkumpul,maka
tidaklah dinamakan bersyukur,yaitu : mengakui nikmat dalam
batin,membicarakannya dalam lahir,dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat
kepada Allah.
Tiga
Dimensi Syukur
Seperti
yang sudah disinggung diatas,syukur harus melibatkan tiga dimensi yaitu
hati,lisan,dan anggota badan.
Tabbrahah
menyatakan:
Tidaklah
bersyukur orang yang tidak mencintai Allah,dan tidak mengakui bahwa nikmat yang
di dapatnya berasal dari Allah. Tidak bersyukur orang yang tidak memuji Allah
SWT dengan lisannya dan juga tidak bersyukur orang yang mengucapkan kata-kata
yang tidak ada gunanya. Tidak bersyukur orang yang diberi ilmu oleh Allah tapi
tidak diamalkan dan tidak diajarkannya. Tidak bersyukur orang yang diberi oelh
Allah kekayaan tapi tidak dimanfaatkannya untuk kebaikan.
Keutamaan
Syukur
Manusia
diperintahkan bersyukur kepada Allah SWT bukanlah untuk kepentingan Allah itu
sendiri,karna Allah tidak memerlukan apa-apa dari alam semesta,tapi justru
untuk kepentingan manusia itu sendiri.
B. TAWAKAL
Tawakal
adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan
menyerahkan keputusan segala sesuatunya
kepada-Nya. Seorang muslim hanya boleh bertawakal kepada Allah
semata-mata. Taqwa adalah salah satu buah dari keimanan. Setiap orang beriaman
bahwa semua urusan kehidupan,dan semua manfaat dan mudharat ada ditangan
Allah,akan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya dan akan ridha dengan
segala kehendak-Nya. Dia tidak takut masa depan,tidak kaget dengan segala
kejutan. Oleh sebab itu islam menetapkan bahwa iman harus diikuti oleh sikap
tawakal.
Tawakal
Dan Ikhtiar
Tawakal
harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal ( ikhtiar ). Tidaklah
dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa. Sikap pasrah seperti
itu adalah salah satu bentuk kesalahpahaman terhadap hakikat tawakal.
Rasulullah
dan kaum muslimin gnerasi awal telah memeberikan contoh bagaimana seharusnya
memahami tawakal. Mereka adalah para pekerja keras dalam berbagai lapangan
kehidupan,perdagangan,pertanian,perindustrian,keilmuan,dan lain sebagainya.
Islam memerintahkan kepada umatnya untuk mengikuti sunnatullah tentang hukum
sebab dan akibat.
Jangan
Bertawakal Kepada Ikhtiar
Sekalipun
kita diperintahkan untuk berikhtiar sebelum bertawakal,diperintahkan mengikuti
hukum sebab akibat,tetapi kita tidak boleh bertawakal kepada ikhtiar.
Demikianlah,ikhtiar
diperintahkan,tapi tidak boleh tawakal terhadap ikhtiar. Disinilah perbedaan
seorang muslim dan seorang kafir. Kedua-duanya sama-sama berikhtiar,tapi yang
pertama bertawakal terhadap Allah SWT,sedangkan yang kedua bertawakal terhadap
ikhtiarnya.
Hikmah
Tawakal
Setiap
tawakal sanagat bermanfaat sekali untuk mendapatkan ketenangan batin,sebab
apabila seseorang telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
sesuatu,mengerahkan segala tenaga dan dana,membuat perencanaan dengan sangat
cermat dan detail,melaksanakan dengan penuh disiplin,dan melakukan pengawasan
dengan ketat,kalau masih mengalami kegagalan dia tidak akan berputus asa.
Matkul
: AIK
Dosen
: Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar