Senin, 15 Juni 2015

akhlah



11 juni 2015


Pengertian Akhlak
Secara etimologis ( lughatan ) akhlaq ( bahasa arab ) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,tingkah laku,atau tabiat.

Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap Allah,yaitu :

A.   TAQWA
Taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Tabbaraha mengatakan bahwa makna asal dari taqwa adalah pemeliharaan diri. Diri tidak perlu peliharaan kecuali terhadap apa yang ia takuti. Yang paling ia takuti adalah Allah SWT. Rasa takut memerlukan ilmu terhadap apa yang ditakuti. Oleh sebab itu yang berilmu tentang Allah akan takut kepada-Nya,yang takut terhadap Allah akan bertaqwa kepada-Nya. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah di dunia dan akhirat.
Seorang yang bertaqwa akan hati-hati sekali menjaga segala perintah Allah,supaya dia tidak meninggalkannya. Hati-hati menjaga larangan Allah supaya dia tidak melanggarnya,hingga dia dapat selamat hidup dunia dan akhirat.

Hakikat Taqwa
Bila ajaran islam dibagi menjadi iman,islam,dan ikhsan,maka pada hakikatnya taqwa adalah integralisasi ketiga dimensi tersebut. Hakikat taqwa adalah memadukan secara integral aspek iman,islam,dan ikhsan dalam diri seseorang. Dengan demikian orang yang bertaqwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi mukmin,muslim,dan muhsin.

Bertaqwa Secara Maksimal
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya bertaqwa kepada-Nya dengan maksimal,yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki. Siapa saja,dimana saja,kapan saja,dan dalam situasi bagaimana pun wajib bertaqwakepada Allah SWT.
Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliaannya di sisi Allah SWT. Semakin maksimal taqwa seseorang maka semakin mulia ia di mata Allah.

Buah Dari Taqwa 


Seseorang yang bertaqwa kepada Allah SWT akan dapat memetik buahnya,baik di dunia maupun di akhirat,diantaranya :
1)    Mendapatkan sikap furqan,yaitu sikap tegas menbedakan hak dan batil,benar dan salah,halal dan haram,serta terpuji dan tercela.
2)    Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi
3)    Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4)    Mendapatkan rezeki tanpa di duga-duga
5)    Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6)    Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar
Lima buah yang pertama dirasakannya di dunia dan yang terakhir di akhirat.

A.   SYUKUR
Syukur ialah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakikannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal yang apabila ketiganya tidak berkumpul,maka tidaklah dinamakan bersyukur,yaitu : mengakui nikmat dalam batin,membicarakannya dalam lahir,dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah.

Tiga Dimensi Syukur
Seperti yang sudah disinggung diatas,syukur harus melibatkan tiga dimensi yaitu hati,lisan,dan anggota badan.
Tabbrahah menyatakan:
Tidaklah bersyukur orang yang tidak mencintai Allah,dan tidak mengakui bahwa nikmat yang di dapatnya berasal dari Allah. Tidak bersyukur orang yang tidak memuji Allah SWT dengan lisannya dan juga tidak bersyukur orang yang mengucapkan kata-kata yang tidak ada gunanya. Tidak bersyukur orang yang diberi ilmu oleh Allah tapi tidak diamalkan dan tidak diajarkannya. Tidak bersyukur orang yang diberi oelh Allah kekayaan tapi tidak dimanfaatkannya untuk kebaikan.

Keutamaan Syukur
Manusia diperintahkan bersyukur kepada Allah SWT bukanlah untuk kepentingan Allah itu sendiri,karna Allah tidak memerlukan apa-apa dari alam semesta,tapi justru untuk kepentingan manusia itu sendiri.

B.   TAWAKAL
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya  kepada-Nya. Seorang muslim hanya boleh bertawakal kepada Allah semata-mata. Taqwa adalah salah satu buah dari keimanan. Setiap orang beriaman bahwa semua urusan kehidupan,dan semua manfaat dan mudharat ada ditangan Allah,akan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya dan akan ridha dengan segala kehendak-Nya. Dia tidak takut masa depan,tidak kaget dengan segala kejutan. Oleh sebab itu islam menetapkan bahwa iman harus diikuti oleh sikap tawakal.

Tawakal Dan Ikhtiar
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal ( ikhtiar ). Tidaklah dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan  tanpa melakukan apa-apa. Sikap pasrah seperti itu adalah salah satu bentuk kesalahpahaman terhadap hakikat tawakal.

Rasulullah dan kaum muslimin gnerasi awal telah memeberikan contoh bagaimana seharusnya memahami tawakal. Mereka adalah para pekerja keras dalam berbagai lapangan kehidupan,perdagangan,pertanian,perindustrian,keilmuan,dan lain sebagainya. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk mengikuti sunnatullah tentang hukum sebab dan akibat.

Jangan Bertawakal Kepada Ikhtiar
Sekalipun kita diperintahkan untuk berikhtiar sebelum bertawakal,diperintahkan mengikuti hukum sebab akibat,tetapi kita tidak boleh bertawakal kepada ikhtiar.

Demikianlah,ikhtiar diperintahkan,tapi tidak boleh tawakal terhadap ikhtiar. Disinilah perbedaan seorang muslim dan seorang kafir. Kedua-duanya sama-sama berikhtiar,tapi yang pertama bertawakal terhadap Allah SWT,sedangkan yang kedua bertawakal terhadap ikhtiarnya.

Hikmah Tawakal
Setiap tawakal sanagat bermanfaat sekali untuk mendapatkan ketenangan batin,sebab apabila seseorang telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu,mengerahkan segala tenaga dan dana,membuat perencanaan dengan sangat cermat dan detail,melaksanakan dengan penuh disiplin,dan melakukan pengawasan dengan ketat,kalau masih mengalami kegagalan dia tidak akan berputus asa.


Matkul : AIK
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar