Kurikulum
Kurikulum adalah suatu rencana yang yang dijadikan
pedoman para guru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Kurikulum bukan hanya sebagai rencana tertulis saja melainkan sebagai pengatur
semua kegiatan yang dilakukan didalam kelas sehingga kegiatan dapat
terorganisir dengan baik.
Hubungan kurikulum dengan teori pendidikan sangat
erat dan keduanya dapat berkolaborasi dalam pendidikan. Kurikulum dengan teori
pendidikan dapat dikatakan sangat erat hubungannya karena isi dari kurikulum
adalah beberapa teori – teori pendidikan, dimana teori – teori tersebut diulas
atau dijelaskan dalam suatu kurikulum. Ada empat teori pendidikan didalam
pelaksanaan suatu pendidikan :
1.
Pendidikan klasik
Pendidikan
klasik ini berasumsi bahwa seluruh ilmu pengetahuan, ide – ide atau seluruh
kebudayaan berasal dari orang – orang terdahulu. Pendidikan klasik ini
berfungsi agar warisan – warisan kebudayaan yang ada sejak dulu tidak hilang
dimakan zaman. Pendidikan klasik ini juga sangat berfungsi bagi guru, karena
guru tidak perlu memikirkan konsep – konsep baru melainkan hanya memahami saja
konsep yang ada kemudian mengajarkan kepada peserta didiknya. Teori pendidikan
ini lebih menekankan proses dari pada hasil, jadi pada teori ini yang dilihat
atau dinilai adalah pada saat proses pembelajaran bukan pada hasil akhir.
Menurut pendidikan klasik ini guru adalah model nyata dari pribadi yang ideal.
Guru adalah orang yang akan ditiru oleh siswa – siswanya, apapun yang dilakukan
guru bisa di tiru oleh semua peserta didiknya jadi kita sebagai seorang guru
tidak boleh sekali – sekali bertindak atau melakukan hal – hal yang buruk
karena itu akan memberikan contoh kepada peserta didiknya. Pada pendidikan ini
siswa hanya sebagai penerima informasi dari guru. Pada pendidikan klasik ini
segi yang dilihat atau yang paling menonjol adalah segi intelektual atau kognitifnya
saja sedangkan dari segi emosional dan psikomotornya tidak terlalu ditekankan.
Ada
dua model konsep pendidikan klasik, yaitu perenialisme dan esensialisme.
Perenialisme adalah model pendidikan yang lebih menenkankan pada humanitas,
pembentukan pribadi, dan sifat – sifat mental. Jadi pada model perenialisme
yang lebih dominan atau yang menjadi fokus utama adalah pada segi kemanusiaan,
pembentukan pribadi seseorang dan sifat – sifat mental yang ada pada diri orang
tersebut. Sedangkan esensialisme adalah pendidikan yang lebih mengutamakan
sains daripada humanitas.
2. Pendidikan Pribadi
Pada pendidikan pribadi
ini yang lebih diutamakan adalah peranan siswa, dimana siswa yang menjadi fokus
utama dalam suatu pendidikan. Pada konsep pendidikan ini, anak telah membawa sendiri
potensi – potensi yang dimilikinya sejak lahir dalam hal berfikir, memecahkan
masalah sendiri dan berkembang sendiri. Jadi pada konsep ini anak hanya
menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan bantuan guru atau
pendidik, sehingga pada konsep ini pendidik hanya sebagai fasilitator atau
pendorong serta pembimbing bagi siswa. Teori ini juga memiliki dua aliran.
Pertama, pendidikan progesif. Dalam pendidikan progresif perkembangan emosi dan
sosial sama pentingnya dengan perkembangan intelektual. Jadi pada pendidikan
progresif ini tidak ada yang paling dominan antara satu dengan yang lainnya.
Karena keduanya sama – sama penting dalam pendidikan. Isi pengajarannya sendiri
berasal dari pengalaman siswa yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pada
teori ini guru hanya membantu perkembangan siswa sesuai dengan kemampuan siswa
dan kecepatannya masing – masing dalam kegiatan belajar. Kedua, pendidikan
romantik. Pendidikan romantik ini berasal dari Jean Jacques Rousseau. Menurut
Rousseau, semua ciptaan tuhan termasuk anak adalah baik dan menjadi kurang baik
atau sering rusak di tangan manusia. Maksudnya adalah semua manusia yang
diciptakan Tuhan adalah baik tinggal manusianya itu sendiri yang harus memilih
dan bisa melihat mana yang baik dan yang buruk selain itu juga peran orang –
orang disekitarnya juga mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik atau buruk.
Selain orang – orang yang ada disekitar, lingkungan juga mempunyai peran yang
cukup besar dalam perkembangan seseorang. Seburuk – buruknya seseorang pasti ia
memiliki sisi yang baik dan inilah yang harus ditemukan oleh orang itu sendiri.
Rousseau menolak pendidikan yang lebih mengutamakan intelektual. Pendidikan
adalah proses individual yang berisi rentetan pengembangan kemampuan –
kemampuan anak, berkat interaksi dengan berbagai aspek dalam lingkungan maka terjadi
rentetan pengembangan kemampuan – kemampuan anak. Dengan pendidikan anak juga
akan mendapatkan informasi – informasi atau pengetahuan – pengetahuan yang sebelumnya
tidak ia ketahui atau mungkin siswa dapat memperbaharui informasi yang
sebelumnya telah ia ketahui. Selain pendidikan pengalaman merupakan guru yang
sangat alamiah bagi siswa, karena dengan adanya pengalaman siswa dapat belajar
dari kesalahan – kesalahan sebelumnya sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan –
kesalahan tersebut dan menjadi lebih baik lagi. Guru berperan sebagai
lingkungan belajar dimana ia selalu siap untuk membantu siswa dan ia juga
berusaha mencegah hal – hal yang mungkin menggangu perkembangan siswa.
Kurikulum pribadi ini lebih menekankan pada proses perkembangan siswa dan materi
yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan
berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. Perkembangan pada
teknologi pendidikan sangat dipengaruhi oleh ilmu dan teknologi pendidikan. Teknologi
telah masuk dan berkembang didunia pendidikan, bahkan bukan hanya dunia
pendidikan saja melainkan telah masuk ke segi kehidupan manusia. Teknologi
telah berkembang dari zaman ke zaman, dan semakin lama semakin maju. Dengan
adanya teknologi pendidikan juga dimudahkan dalam menjalankan tugasnya.
Kehidupan akan terus berubah dan berkembang, begitupun manusia dan teknologi.
Menurut teori ini pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, serta pendidikan
adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan dilakukannya pengembangan desain
dalam program pendidikan maka menjadi sangat efisien. Efesiensi merupakan salah
satu ciri utama teknologi pendidikan, karena didalam pendidikan teknologi
merupakan hal yang paling mudah digunakan serta dekat dengan lingkungan
kehidupan kita. Dengan adanya teknologi program pendidikan dapat berjalan
dengan baik. Dalam pengembangan desain teknologi juga digunakan. Pengembangan
model – model pengajaran yang bersifat individual serta menekankan pengausaan
kemampuan, seperti computer assisted instruction, individually prescribed
instruction, competency based instruction, dan behavior modification merupakan
model – model pengajaran baru dan
melengkapi model yang telah ada yaitu pengajaran berprogram, mesin pengajaran,
dan pengajaran modul.
Isi pendidikan dalam
konsep teknologi ini adalah dipilih oleh orang – orang yang benar – benar
memiliki kemampuan dalam bidang khusus dan tidak sembarangan orang yang memilih
isi pendidikan tersebut. Pendidikan berisi data – data yang objektif atau nyata
dan keterampilan – keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational.
Isi pendidikan disusun
dalam suatu desain program dan disampaikan melalui media yang sesuai dengan
pembelajaran dan siswa belajar secara individual. Pada pendidikan ini guru
hanya berfungsi sebagai direktur yang melaksanakan tugas pengelolaan didalam
kelas. Pendidikan teknologi lebih menekankan kompetensi atau kemampuan –
kemampuan praktis.
4. Pendidikan Interaksional
Pendidikan
interaksional yaitu pendidikan yang bertolak dari pemikiran bahwa manusia tidak
dapat hidup sendiri dan harus selalu berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri, dia membutuhkan orang lain untuk
berinteraksi, bekerja sama dan hidup bersama bukan hanya dari segi pendidikan melainkan dalam segala hal. Dengan adanya
kerjasama dan interaksi ini mereka dapat berkembang dan dapat memecahkan
masalah – masalah yang dihadapi.
Pendidikan sebagai
salah satu bentuk kerjasama dan interaksi. Pendidikan interaksional menekankan
interaksi kedua belah pihak, yakni guru kepada siswa dan siswa kepada guru atau
mungkin interaksi ini bisa terjadi antar siswa dengan bahan ajar atau
lingkungan, antara pemikirian siswa dengan kehidupan yang dijalaninya dan
interaksi ini terjadi melalui percakapan atau dialog dengan orang lain. Didalam
kelas dialog atau percakapan bukan hanya dari guru saja tetapi siswa juga
diperbolehkan untuk menyampaikan ide – ide atau pemikirannya serta pengalaman
yang pernah ia alami dalam kehidupannya. Sehingga siswa atau guru bisa saling
mendengarkan, memberikan pendapat, serta saling belajar dan mengajar. Pada
pendidikan ini siswa tidak hanya sebagai siswa tetapi juga bisa sebagai guru
dan guru pun berperan sebagai siswa yang turut belajar bersama para siswanya.
Siswa sebagai individu
yang berinteraksi dengan lingkungannya selalu terjadi timbal balik antara
keduanya. Pemikiran – pemikiran siswa dapat mempengaruhi lingkungan begitu pun
lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir siswa. Lingkungan yang terbatas juga
akan dapat membatasi pengetahuan siswa.
Sekolah dengan
pendidikan sangat berbeda namun mempunyai peran yang sama dimasyarakat. Sekolah
adalah awal atau permulaan siswa untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat
sekitar. Sekolah juga memberikan kesiapan kepada peserta didik untuk menghadapi
dunia pekerjaan sehingga dengan bersekolah anak bukan hanya pandai dalam segi
intelektual namun juga bisa berinteraksi dengan orang – orang dan
lingkungannya. Sedangkan pendidikan berperan dalam mengembangankan identitas
pribadi seseorang sehingga ia dikenal dimasyarakat tempat ia berada.
Proses belajar dalam
pendidikan ini terjadi melalui dialog dengan orang lain yang ada disekitarnya,
baik itu guru, teman, kepala sekolah, masyarakat sekitar atau yang lainnya.
Belajar adalah proses dimana seseorang dapat bekerja sama dengan orang lain dan
oranf tersebut akan mengetahui apa – apa yang belum ia ketahui sebelumnya.
Dengan belajar siswa akan berinteraksi dengan teman – temannya.
Melalui
interaksi tersebut siswa belajar untuk memperhatikan, menilai pendapat orang
lain, menerima pendapat orang lain dan juga bisa menyatakan pendapatnya dengan
percaya diri. Posisi guru pada pendidikan ini hanya menciptakan situasi dialog
yang aman dan nyaman dengan dasar saling percaya dan saling membantu. Bahan
ajar yang digunakan guru adalah mengenai lingkungan sosial budaya yang dihadapi
siswa sekarang. Bahan ajar itu diambil agar lebih memudahkan siswa dalam proses
belajar. Mereka diajak untuk untuk memahami nilai – nilai sosial dan budaya
yang ada dimasyarakat, kemudian mereka diminta untuk mengkritisi apa – apa saja
yang terjadi dimasyarakat dan menilainya. Selanjutnya mereka diminta untuk
mengembangkan pendapatnya sendiri terhadap berbagai aspek kehidupan
dimasyarakat.
Pendidikan
interaksional menekankan pada isi dan proses pendidikan sekaligus. Isi
pendidikan terdiri atas masalah – masalah yang nyata yang ada dimasyarakat
proses kegiatannya dilakukan secara berkelompok yang mengutamakan kerjasama
baik antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan, atau
yang lainnya. Penilaian dilakukan untuk hasil maupun proses belajar,. Guru
melakukan penilaian pasa saat kegiatan proses belajar mengajar
berlangsung.
Matkul : Pengembangan Kurikulum
Dosen : Dirgantara wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar