Kamis, 14 Mei 2015

konsep kurikulum


Kurikulum

Kurikulum adalah suatu rencana yang yang dijadikan pedoman para guru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum bukan hanya sebagai rencana tertulis saja melainkan sebagai pengatur semua kegiatan yang dilakukan didalam kelas sehingga kegiatan dapat terorganisir dengan baik.
Hubungan kurikulum dengan teori pendidikan sangat erat dan keduanya dapat berkolaborasi dalam pendidikan. Kurikulum dengan teori pendidikan dapat dikatakan sangat erat hubungannya karena isi dari kurikulum adalah beberapa teori – teori pendidikan, dimana teori – teori tersebut diulas atau dijelaskan dalam suatu kurikulum. Ada empat teori pendidikan didalam pelaksanaan suatu pendidikan :

1.         Pendidikan klasik
Pendidikan klasik ini berasumsi bahwa seluruh ilmu pengetahuan, ide – ide atau seluruh kebudayaan berasal dari orang – orang terdahulu. Pendidikan klasik ini berfungsi agar warisan – warisan kebudayaan yang ada sejak dulu tidak hilang dimakan zaman. Pendidikan klasik ini juga sangat berfungsi bagi guru, karena guru tidak perlu memikirkan konsep – konsep baru melainkan hanya memahami saja konsep yang ada kemudian mengajarkan kepada peserta didiknya. Teori pendidikan ini lebih menekankan proses dari pada hasil, jadi pada teori ini yang dilihat atau dinilai adalah pada saat proses pembelajaran bukan pada hasil akhir. Menurut pendidikan klasik ini guru adalah model nyata dari pribadi yang ideal. Guru adalah orang yang akan ditiru oleh siswa – siswanya, apapun yang dilakukan guru bisa di tiru oleh semua peserta didiknya jadi kita sebagai seorang guru tidak boleh sekali – sekali bertindak atau melakukan hal – hal yang buruk karena itu akan memberikan contoh kepada peserta didiknya. Pada pendidikan ini siswa hanya sebagai penerima informasi dari guru. Pada pendidikan klasik ini segi yang dilihat atau yang paling menonjol adalah segi intelektual atau kognitifnya saja sedangkan dari segi emosional dan psikomotornya tidak terlalu ditekankan.

Ada dua model konsep pendidikan klasik, yaitu perenialisme dan esensialisme. Perenialisme adalah model pendidikan yang lebih menenkankan pada humanitas, pembentukan pribadi, dan sifat – sifat mental. Jadi pada model perenialisme yang lebih dominan atau yang menjadi fokus utama adalah pada segi kemanusiaan, pembentukan pribadi seseorang dan sifat – sifat mental yang ada pada diri orang tersebut. Sedangkan esensialisme adalah pendidikan yang lebih mengutamakan sains daripada humanitas.

2.  Pendidikan Pribadi
Pada pendidikan pribadi ini yang lebih diutamakan adalah peranan siswa, dimana siswa yang menjadi fokus utama dalam suatu pendidikan. Pada konsep pendidikan ini, anak telah membawa sendiri potensi – potensi yang dimilikinya sejak lahir dalam hal berfikir, memecahkan masalah sendiri dan berkembang sendiri. Jadi pada konsep ini anak hanya menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan bantuan guru atau pendidik, sehingga pada konsep ini pendidik hanya sebagai fasilitator atau pendorong serta pembimbing bagi siswa. Teori ini juga memiliki dua aliran. Pertama, pendidikan progesif. Dalam pendidikan progresif perkembangan emosi dan sosial sama pentingnya dengan perkembangan intelektual. Jadi pada pendidikan progresif ini tidak ada yang paling dominan antara satu dengan yang lainnya. Karena keduanya sama – sama penting dalam pendidikan. Isi pengajarannya sendiri berasal dari pengalaman siswa yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pada teori ini guru hanya membantu perkembangan siswa sesuai dengan kemampuan siswa dan kecepatannya masing – masing dalam kegiatan belajar. Kedua, pendidikan romantik. Pendidikan romantik ini berasal dari Jean Jacques Rousseau. Menurut Rousseau, semua ciptaan tuhan termasuk anak adalah baik dan menjadi kurang baik atau sering rusak di tangan manusia. Maksudnya adalah semua manusia yang diciptakan Tuhan adalah baik tinggal manusianya itu sendiri yang harus memilih dan bisa melihat mana yang baik dan yang buruk selain itu juga peran orang – orang disekitarnya juga mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik atau buruk. Selain orang – orang yang ada disekitar, lingkungan juga mempunyai peran yang cukup besar dalam perkembangan seseorang. Seburuk – buruknya seseorang pasti ia memiliki sisi yang baik dan inilah yang harus ditemukan oleh orang itu sendiri. Rousseau menolak pendidikan yang lebih mengutamakan intelektual. Pendidikan adalah proses individual yang berisi rentetan pengembangan kemampuan – kemampuan anak, berkat interaksi dengan berbagai aspek dalam lingkungan maka terjadi rentetan pengembangan kemampuan – kemampuan anak. Dengan pendidikan anak juga akan mendapatkan informasi – informasi atau pengetahuan – pengetahuan yang sebelumnya tidak ia ketahui atau mungkin siswa dapat memperbaharui informasi yang sebelumnya telah ia ketahui. Selain pendidikan pengalaman merupakan guru yang sangat alamiah bagi siswa, karena dengan adanya pengalaman siswa dapat belajar dari kesalahan – kesalahan sebelumnya sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan tersebut dan menjadi lebih baik lagi. Guru berperan sebagai lingkungan belajar dimana ia selalu siap untuk membantu siswa dan ia juga berusaha mencegah hal – hal yang mungkin menggangu perkembangan siswa. Kurikulum pribadi ini lebih menekankan pada proses perkembangan siswa dan materi yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. Perkembangan pada teknologi pendidikan sangat dipengaruhi oleh ilmu dan teknologi pendidikan. Teknologi telah masuk dan berkembang didunia pendidikan, bahkan bukan hanya dunia pendidikan saja melainkan telah masuk ke segi kehidupan manusia. Teknologi telah berkembang dari zaman ke zaman, dan semakin lama semakin maju. Dengan adanya teknologi pendidikan juga dimudahkan dalam menjalankan tugasnya. Kehidupan akan terus berubah dan berkembang, begitupun manusia dan teknologi. Menurut teori ini pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, serta pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan dilakukannya pengembangan desain dalam program pendidikan maka menjadi sangat efisien. Efesiensi merupakan salah satu ciri utama teknologi pendidikan, karena didalam pendidikan teknologi merupakan hal yang paling mudah digunakan serta dekat dengan lingkungan kehidupan kita. Dengan adanya teknologi program pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dalam pengembangan desain teknologi juga digunakan. Pengembangan model – model pengajaran yang bersifat individual serta menekankan pengausaan kemampuan, seperti computer assisted instruction, individually prescribed instruction, competency based instruction, dan behavior modification merupakan model – model pengajaran  baru dan melengkapi model yang telah ada yaitu pengajaran berprogram, mesin pengajaran, dan pengajaran modul.

Isi pendidikan dalam konsep teknologi ini adalah dipilih oleh orang – orang yang benar – benar memiliki kemampuan dalam bidang khusus dan tidak sembarangan orang yang memilih isi pendidikan tersebut. Pendidikan berisi data – data yang objektif atau nyata dan keterampilan – keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational.

Isi pendidikan disusun dalam suatu desain program dan disampaikan melalui media yang sesuai dengan pembelajaran dan siswa belajar secara individual. Pada pendidikan ini guru hanya berfungsi sebagai direktur yang melaksanakan tugas pengelolaan didalam kelas. Pendidikan teknologi lebih menekankan kompetensi atau kemampuan – kemampuan praktis.
   
4.    Pendidikan Interaksional
Pendidikan interaksional yaitu pendidikan yang bertolak dari pemikiran bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan harus selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri, dia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi, bekerja sama dan hidup bersama bukan hanya dari segi pendidikan  melainkan dalam segala hal. Dengan adanya kerjasama dan interaksi ini mereka dapat berkembang dan dapat memecahkan masalah – masalah yang dihadapi.

Pendidikan sebagai salah satu bentuk kerjasama dan interaksi. Pendidikan interaksional menekankan interaksi kedua belah pihak, yakni guru kepada siswa dan siswa kepada guru atau mungkin interaksi ini bisa terjadi antar siswa dengan bahan ajar atau lingkungan, antara pemikirian siswa dengan kehidupan yang dijalaninya dan interaksi ini terjadi melalui percakapan atau dialog dengan orang lain. Didalam kelas dialog atau percakapan bukan hanya dari guru saja tetapi siswa juga diperbolehkan untuk menyampaikan ide – ide atau pemikirannya serta pengalaman yang pernah ia alami dalam kehidupannya. Sehingga siswa atau guru bisa saling mendengarkan, memberikan pendapat, serta saling belajar dan mengajar. Pada pendidikan ini siswa tidak hanya sebagai siswa tetapi juga bisa sebagai guru dan guru pun berperan sebagai siswa yang turut belajar bersama para siswanya.

Siswa sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungannya selalu terjadi timbal balik antara keduanya. Pemikiran – pemikiran siswa dapat mempengaruhi lingkungan begitu pun lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir siswa. Lingkungan yang terbatas juga akan dapat membatasi pengetahuan siswa.

Sekolah dengan pendidikan sangat berbeda namun mempunyai peran yang sama dimasyarakat. Sekolah adalah awal atau permulaan siswa untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Sekolah juga memberikan kesiapan kepada peserta didik untuk menghadapi dunia pekerjaan sehingga dengan bersekolah anak bukan hanya pandai dalam segi intelektual namun juga bisa berinteraksi dengan orang – orang dan lingkungannya. Sedangkan pendidikan berperan dalam mengembangankan identitas pribadi seseorang sehingga ia dikenal dimasyarakat tempat ia berada.

Proses belajar dalam pendidikan ini terjadi melalui dialog dengan orang lain yang ada disekitarnya, baik itu guru, teman, kepala sekolah, masyarakat sekitar atau yang lainnya. Belajar adalah proses dimana seseorang dapat bekerja sama dengan orang lain dan oranf tersebut akan mengetahui apa – apa yang belum ia ketahui sebelumnya. Dengan belajar siswa akan berinteraksi dengan teman – temannya.

Melalui interaksi tersebut siswa belajar untuk memperhatikan, menilai pendapat orang lain, menerima pendapat orang lain dan juga bisa menyatakan pendapatnya dengan percaya diri. Posisi guru pada pendidikan ini hanya menciptakan situasi dialog yang aman dan nyaman dengan dasar saling percaya dan saling membantu. Bahan ajar yang digunakan guru adalah mengenai lingkungan sosial budaya yang dihadapi siswa sekarang. Bahan ajar itu diambil agar lebih memudahkan siswa dalam proses belajar. Mereka diajak untuk untuk memahami nilai – nilai sosial dan budaya yang ada dimasyarakat, kemudian mereka diminta untuk mengkritisi apa – apa saja yang terjadi dimasyarakat dan menilainya. Selanjutnya mereka diminta untuk mengembangkan pendapatnya sendiri terhadap berbagai aspek kehidupan dimasyarakat.


Pendidikan interaksional menekankan pada isi dan proses pendidikan sekaligus. Isi pendidikan terdiri atas masalah – masalah yang nyata yang ada dimasyarakat proses kegiatannya dilakukan secara berkelompok yang mengutamakan kerjasama baik antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan, atau yang lainnya. Penilaian dilakukan untuk hasil maupun proses belajar,. Guru melakukan penilaian pasa saat kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.

Matkul  : Pengembangan Kurikulum
Dosen   : Dirgantara wicaksono     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar