17 Juni 2015
Pengertian Mendengarkan
Mendengar adalah
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat
pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Proses
mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi
yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak.
Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara
disengaja. Memperhatikan dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain yang
sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah
muncul, hanya belum setinggi aktivitas menyimak.
Dalam
system komunikasi mendengarkan merupakan aspek yang sangat penting.
Mendengarkan secara efektif merupakan
aktivitas yang aktif dari pikiran kita, bukan suatu aktivitas yang pasif.
Mendengarkan mempunyai dua macam pengertian, yaitu mendengarkan dalam arti
sempit dan mendengarkan dalam arti yang lebih luas. Mendengarkan dalam arti
sempit adalah usaha memperoleh suatu berita atau pesan dengan mempergunakan
indera pendengar. Mendengarkan dalam arti luas adalah usaha untuk memperoleh
pengertian dengan mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk
mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan ayng diterima baik secara
lisan maupun tertulis.
Mendengarkan
merupakan hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan
pembelajaran bahasa, kita menjumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak. Namun, dalam mengartikannya sering muncul perbedaan pendapat. Untuk
itu perlu kita beri penekanan arti dari masing-masing kata tersebut.
Tujuan mendengarkan
Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu berinteraksi, ada pembicara dan ada pula
pendengarnya. Dalam mendengarkan seseorang selalu mempunyai tujuan.
Tujuan
mendengarkan dalam kehidupan sehari – hari,kita selalu berkomunikasi lisan
dengan orang lain. Dalam komunikasi tersebut kita akan menyampaikan dan
menerima informasi. Proses penyampaian informasi secara lisan disebut
berbicara. Sedangkan proses menerima informasi disebut mendengarakn. Tujuan
orang mendengarkan adalah untuk memperoleh informasi yang ada hubungannya
dengan profesi, mengumpulkan data untuk membuat keputusan, dan untuk memberikan
respon yang tepat. Selain itu, tujuan lain dari mendengarkan adalah untuk
memeproleh pengetahuan secara langsung, melalui radio, televisi, dan lain –
lain.
Menurut
Hunt dalam HG Tarigan (1981: 14), tujuan mendengarkan ada empat yaitu:
a. untuk
memperoleh informasi yang ada hubungan dengan profesi.
b. agar
menjadi lebih efektif dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
c.untuk
mengumpulkan data dalam membuat keputusan.
d. memberikan respon yang tepat.
Menurut Logan dalam HG Tarigan (1972: 42) tujuan
orang dalam mendengarkan ada beberapa hal yaitu:
a. Untuk memperoleh pengetahuan atau mendengarkan
untuk belajar.
Hal ini didapatkan dari nara sumber langsung atau
melalui audio visual.
b. Menikmati keindahan audio
Ini didapatkan dari apa yang diperdengarkan atau
dipagelarkan.
c.Mengevaluasi
Dalam mengevaluasi, para penyimak ingin mengevaluasi
apa yang disimak itu benar, tidak benar, jelek, logis, dan tidak logis.
d. Mengapresiasi bahan simakan
Dalam mendengarkan ada orang mendengarkan dengan
maksud dan tujuan agar dapat menikmati serta menghargai apa yang disimak.
e. Mengkomunikasikan ide-ide sendiri
Ada orang yang mendengarkan dengan maksud agar
dia dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaannya
kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f. Membedakan bunyi-bunyi
Dalam membedakan bunyi ini, biasanya ketika orang
belajar bahasa asing.
g. Memecahkan masalah
Biasanya penyimak mempunyai masalah yang sedang
dihadapi.
h. Untuk meyakinkan
Seseorang mendengarkan dengan tekun
karena untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang
selama ini diragukan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan mendengarkan dari seseorang tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang
dibutuhkan mulai dari memperoleh informasi sampai pada pemecahan
masalah
Jenis-jenis mendengarkan :
Berikut
ini dibahas jenis-jenis mendengarkan. Dalam proses mendengarkan, semua kegiatan
yang dilakukan mempunyai jenis dan ini dapat digolongkan berdasarkan
situasinya. Secara garis besar, Tarigan (1983: 22) membagi jenis mendengarkan
menjadi dua jenis yaitu (1) mendengarkan ekstensif, dan (2) mendengarkan
intensif. Kedua jenis mendengarkan ini sangatlah berbeda dan perbedaan itu
tampak dalam prosesnya. Adapun jenis mendengarkan yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
Mendengarkan Ekstensif
Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio,
televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya.Ada beberapa jenis kegiatan mendengarkan ekstensif:
1) Mendengarkan sekunder
Mendengarkan sekunder terjadi secara kebetulan, misalnya seorang pembelajar
sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain,
suara siaran radio, suara TV, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar
oleh pembelajar tersebut, namun ia terganggu oleh suara tersebut.
2) Mendengarkan sosial
Mendengarkan sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial
seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan ini
lebih menekankan pada factor status sosial, dan tingkatan dalam masyarakat.
3) Mendengarkan estetika
Mendengarkan estetika sering disebut mendengarkan apresiatif. Mendengarkan
estetika ialah kegiatan mendengarkan untuk menikmati dan menghayati sesuatu,
misalnya; mendengarkan pembacaan puisi, mendengarkan rekaman drama,
mendengarkan cerita, mendengarkan syair lagu, dan sebagainya.
4) Mendengarkan pasif
Mendengarkan pasif ialah mendengarkan suatu bahasa yang dilakukan tanpa
upaya sadar, misalnya; dalam kehidupan sehari-hari pembelajar mendengarkan
bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir
menggunakan bahasa daerah. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut
dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Namun, pada akhirnya, pembelajar dapat
menggunakan bahasa dengan baik.
Mendengarkan Intensif
Mendengarkan
intensif merupakan kegiatan mendengarkan yang harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang
dikehendaki. Dalam mendengarkan intensif ada dua hal yang perlu diperhatikan
yaitu ciri mendengarkan intensif dan jenis-jenis mendengarkan intensif.
Ciri-Ciri Mendengarkan Intensif
Menurut
(Kamidjan dan Suyono, 2002: 12) dalam mendengarkan intensif ada beberapa ciri
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Mendengarkan intensif adalah mendengarkan pemahaman
Pemahaman ialah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman
merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan. Siswa
dikatakan memahami objek jika ia telah menguasai seluruh objek itu. Pada
dasarnya orang melakukan kegiatan mendengarkan intensif bertujuan untuk
memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Hal ini berbeda dengan
mendengarkan ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial, dan
sebagainya. Mendengarkan intensif prioritas utamanya adalah memahami makna
pembicaraan.
b. Mendengarkan intensif memerlukan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memuaskan semua perhatian baik pikiran, perasaan, ingatan
dan sebagainya kepada suatu objek. Dalam mendengarkan intensif diperlukan
pemusatan pikiran terhadap bahan yang disimak.
Agar mendengarkan dapat dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, maka
perlu dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga pikiran agar
tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian
terpusat pada objek yang sedang disimak, (d) penyimak harus mampu menghindari
berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan mendengarkan, baik internal maupun
eksternal.
c. Mendengarkan intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal (resmi),
misalnya; ceramah, diskusi, temu ilmiah, dan sebagainya. Bahasa yang digunakan
pada kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahasa baku yang lebih
menekankan pada makna.
d. Mendengarkan intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah
dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a)
tulis (menulis, mengarang) dan (b) lisan (berbicara).
Reproduksi dilakukan setelah mendengarkan. Fungsi reproduksi antara lain:
(a) mengukur kemampuan integratif antara mendengarkan dengan berbicara, (b)
untuk mengukur kemampuan integratif antara mendengarkan dengan menulis
atau mengarang, (c) mengetahui kemampuan daya serap siswa, dan (d) untuk
mengetahui timgkat pemahaman siswa tentang bahan yang telah disimak.
Jenis-Jenis Mendengarkan Intensif
Setelah
kita mempelajari ciri-ciri mendengarkan intensif, sekarang akan
dibahas jenis-jenis mendengarkan intensif. Jenis-jenis mendengarkan
intensif adalah mendengarkan kritis, mendengarkan konsentratif, mendengarkan
eksploratif, mendengarkan interogatif, mendengarkan selektif, dan
mendengarkan kreatif (HG. Tarigan, 1983; 42)
.a Mendengarkan
kritis
Mendengarkan
kritis ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan
kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang diperhatikan dalam
mendengarkan kritis: (a) mengamati ketepatan ujaran pembicara, (b) mencari
jawaban atas pertanyaan “mengapa mendengarkan”, (c) dapatkah mendengarkan
membedakan antara fakta dan opini dalam mendengarkan, (d) dapatkah menjawab
mengambil kesimpulan dari hasil mendengarkan, (e) dapatkah penyimak menafsirkan
makna idiom, ungkapan, dan majas dalam kegaiatan mendengarkan. (Kamidjan, 2002:
13).
b. Mendengarkan
konsentratif
Mendengarkan
konsentratif ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan.
Kegiatan
mendengarkan konsentratif bertujuan untuk: (a) mengikuti petunjuk-petunjuk,
misalnya petunjuk untuk mengisi formulir pendaftaran, (b) mencari hubungan
antarunsur dalam mendengarkan, misalnya; unsur-unsur dalam bahasa, (c) mencari
hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen, (d) mencari hal-hal
penting dalam kegiatan mendengarkan, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan
mendengarkan, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak.
Kamidjan, 2002: 14)
c. Mendengarkan
eksploratif
Mendengarkan
eksploratif ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk mendapatkan inormasi baru. Pada akhir kegiatan mendengarkan, penyimak;
(a) menemukan gagasan baru, (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan
dari bidang tertentu, (c) penyimak dapat menemukan topik-topik baru yang dapat
dikembangkan pada masa yang akan datang, (d) penyimak dapat menemukan
unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
d. Mendengarkan
interogatif
Mendengarkan
interogatif ialah kegiatan mendengarkan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan
mendengarkan interogatif bertujuan: (a) penyimak ingin mendapat fakta-fakta
dari pembicara, (b) mendengarkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah wacana yang menarik, (c) penyimak ingin mendapatkan informasi apakah
bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
e. Mendengarkan
selektif
Mendengarkan
selektif ialah kegiatan mendengarkan pasif yang dilakukan secara selektif dan
berfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen,
kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang
dipelajari.
Mendengarkan
selektif mempunyai ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan mendengarkan
yang lain. Adapun ciri mendengarkan selektif ialah: (a) mendengarkan dengan
seksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b)
mendengarkan dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) mendengarkan
dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
f. Mendengarkan
kreatif
Mendengarkan
kreatif ialah kegaiatan mendengarkan yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas belajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan
cara: (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau daerah, misalnya; bahasa
Inggris, bahasa Belanda, dan sebagainya, (b) penyimak dapat mengemukakan
gagasan yang sama dengan pembicara, namun menggunakan struktur dan pilihan kata
yang berbeda, (c) penyimak dapat merekonstruksi pesan yang telah disampaikan
penyimak, (d) penyimak dapat menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar
materi yang telah disimak.
Tahap-tahap mendengarkan
Dalam
proses mendengar, mendengar dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap ini
sangat mempengaruhi hasil mendengarkan yang tujuannya akhirnya apakah si
penyimak memahami apa yang telah disampaikan.
Berikut
ini tahap-tahap dalam mendengarkan menurut (Tarigan: 1990: 58) ada lima
yaitu:
a.
Tahap mendengar
Tahap
mendengar merupakan proses yang dilakukan oleh pembicara dalam ujaran atau
pembicaraan, hal ini barulah tahap mendengar atau berada dalam
tahap hearing.
b.
Tahap memahami
Setelah
proses mendengarkan pembicaraan disampaikan, maka isi pembicaraan tadi
perlu dimengerti atau dipahami dengan baik. Tahap ini disebut
tahap understanding.
c.
Tahap menginterpretasi
Pendengar
yang baik, cermat, dan teliti belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi
ujaran sang pembicara tetapi ada keinginan untuk menafsirkan atau menginterpretasikan isi
yang tersirat dalam ujaran, tahap ini sudah sampai pada tahap interpreting.
d.
Tahap mengevaluasi
Tahap
mengevaluasi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan mendengarkan. Pendengar
menerima pesan, ide, dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara maka
pendengar pun pada tahap terakhir ini menanggapi isi dari pembicaraan tadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mendengarkan
Sedangkan
HG Tarigan; 1986: 99-107, mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi dalam
mendengarkan adalah sebagai berikut.
a. Faktor
Fisik
Pada
waktu mendengarkan faktor fisik adalah faktor penting yang turut menentukan
kefektifan dalammendengarkan. Di sekolah guru hendaklah dengan cermat dan
teliti menyiapkan suasana belajar yang tidak mudah mendatangkan
gangguan bagi kegiatan mendengarkan Apabila siswa ada yang bermasalah
dengan telinga atau pendengaran maka siswa tersebut duduknya harus di depan
agar simakan jelas.
b.
Faktor Psikologis
Di
samping faktor fisik yang telah dikemukakan di atas ada hal yang sangat sulit
diatasi yaitu faktor psikologis. Faktor tersebut mencakup masalah antara lain:
1) Berprasangka
dan kurangnya simpati terhadap pembicara.
2) Egois
terhadap masalah pribadi.
3) Berpandangan
sempit terhadap isi pembicaraan.
4) Kebosanan
dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian terhadap pokok
pembicaraan.
5) Sikap
yang tidak senang terhadap pembicara.
c.
Faktor Pengalaman
Pengalaman
adalah faktor yang sangat penting dalam mendengarkan. Apabila seseorang
berpengalaman dalam mendengarkan maka bahan simakan akan dikaitkan dengan
pengalaman yang telah dimiliki. Selain itu kosakata yang dimiliki si penyimak
pun sangat banyak dan jika menyampaikan kembali sangatlah lancar.
d.
Faktor Sikap
Pada
dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama yaitu sikap menerima dan menolak.
Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan
baginya, tetapi ia akan bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan
tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi dampak pada pendengar yaitu
dampak positif dan negatif.
e.
Faktor Motivasi
Motivasi
merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat
untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil
mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan mendengarkan. .Dalam kegiatan
mendengarkan kita melibatkan sistem penilaian kita sendiri.Kalau kita memperoleh sesuatu yang berharga dari
pembicaraan maka kita akan bersemangat mendengarkannya.
f.
Faktor Jenis Kelamin
Gaya
mendengarkan pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik,
rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, mudah dipengaruhi, mudah mengalah
dan emosional. Sedangkan gaya mendengarkan wanita pada umumnya bersifat pasif,
lembut, tidak mudah dipengaruhi , mengalah, dan tidak emosi.
g.
Faktor Lingkungan
Dalam
faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu (1) lingkungan fisik. Lingkungan
fisik yang penting adalah ruangan kelas yaitu sarana pendukung di antaranya
akustik. Guru harus mengarahkan dengan jelas dan juga membangkitkan
motivasi siswa agar mereka dapat mendengarkan dengan baik. (2) Lingkungan
sosial; dalam mendengarkan sebaiknya wacana yang dibacakan mendorong siswa
untuk mengalami, mengekspresikan serta mengevaluasi ide-ide yang didengarkan.
h.
Faktor Peranan dalam Masyarakat
Mendengarkan
tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungannya. Informasi yang didapat
bisa melalui radio, TV, nara sumber, dan masyarakat sekitarnya.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
mendengarkan sangat banyak mulai dari diri sendiri sampai pada masyarakat luas.
Yang penting sebagai pendengar yang baik kita harus menghindari
faktor-faktor yang menyebabkan kita gagal dalam mendengarkan.
Teknik
mendengarkan aktif
Ada
beberapa teknik mendengarkan aktif yang membantu kita dalam mendengarkan, seperti
yang dijelaskan oleh Newkirk dan Linden (1982). Mereka adalah: parafrase,
refleksi, teknik netral, klarifikasi dan summarization.
Teknik pertama, parafrase, adalah mengulang kata-kata pembicara. Ini sangat
berguna dalam pengujian pemahaman kita tentang apa yang pembicara maksudkan dan
memungkinkan mereka tahu kita secara aktif mendengarkan. Refleksi, ini sedikit
berbeda dari parafrase, bahwa pendengar memberitahu pembicara apa yang
pendengar rasakan dari isi pesan. Hal ini terutama penting ketika pembicara
mengekspresikan perasaan yang kuat. Teknik netral mendorong pembicara untuk
terus berbicara. Sebuah anggukan sederhana kepala atau "uh-huh"
biasanya sinyal efektif yang pendengar berikan untuk beristirahat dan
mendengarkan. Klarifikasi adalah teknik yang digunakan ketika kita membutuhkan
informasi lebih lanjut yang bersifat khusus. Ini biasanya mengambil bentuk
pertanyaan. Teknik terakhir adalah summarization. Ini melibatkan menggabungkan
pikiran pembicara ke dalam sebuah pernyataan singkat yang berfokus pada poin
kunci pembicara. Hal ini terutama berharga dalam diskusi kelompok di mana
beberapa pernyataan dari orang yang berbeda perlu dikombinasikan.
Mendengarkan secara empati
Empati
adalah kemampuan untuk memahami seseorang atau sesuatu dari perspektif orang
lain (Axley, 1996). Ini adalah upaya tulus dan berkelanjutan untuk menghargai
bagaimana dan mengapa orang lain menafsirkan hal-hal tersebut dan untuk
memahami sesuatu dengan cara orang memahami itu. Atwater (1992) menggambarkan
“mendengarkan secara empati” sebagai mengalami dunia batin orang lain
seolah-olah melangkah dengan ‘sepatu’ pembicara sendiri. Pendengar empati
berusaha untuk memperoleh pemahaman akurat tentang orang lain dari frame
pribadi mereka, dan untuk menyampaikan pemahaman yang kembali ke orang
tersebut. Atwater (1992) mengidentifikasi tiga hal yang bisa dilakukan
pendengar untuk menyampaikan empati. Pertama, menunjukkan keinginan untuk
memahami orang tersebut. Kedua, mencerminkan perasaan seseorang. Ketiga,
perilaku sensorik dan non-verbal seseorang.
Menunjukkan
keinginan untuk memahami, membantu untuk mempertahankan hubungan dengan orang
lain ketika pemahaman kita rendah akan pesan pembicara. Ini melibatkan
penggunaan respon, baik verbal maupun nonverbal. Menggunakan keterampilan
mendengarkan dengan aktif seperti; klarifikasi, parafrase dan meringkas
menunjukkan secara signifikan keinginan kita untuk memahami dunia batin
pembicara. Selain itu, penggunaan "keterampilan menghadiri" seperti;
meminimalkan gangguan, kontak mata yang tepat, dan animasi yang tepat semua
menunjukkan keinginan kita untuk mengerti. Mengekspresikan keinginan kita untuk
memahami orang lain penting, terutama dalam situasi di mana orang cenderung
untuk percaya bahwa kita ingin memahami. Dalam kesempatan ini, melibatkan
konflik atau emosi yang kuat, dan menunjukkan keinginan untuk mendengarkan
daripada berbicara menunjukkan bahwa kita peduli tentang orang itu dan bahwa
kita terbuka untuk komunikasi.
Ketika
kita berpikir kita memahami perasaan seseorang, adalah langkah awal dalam
menyampaikan empati kita. Mencerminkan kembali ke pembicara perasaan yang
diungkapkan adalah cara yang paling efektif untuk melakukannya. Merefleksikan
perasaan orang tersebut dapat mencapai beberapa tujuan; membantu orang merasa
dimengerti terutama bila dilakukan dengan benar, mendorong orang untuk menjadi
lebih menyadari perasaan mereka dan mengungkapkannya, membantu membedakan
berbagai perasaan pembicara dengan lebih akurat, dan akhirnya refleksi sangat
membantu dalam mengungkapkan perasaan-perasaan negatif seperti marah atau
takut. Sebuah respon refleksi membantu kita mengekspresikan perasaan lebih
penuh dan memfasilitasi komunikasi.
Pendengar
yang merespon dalam modus sensorik dan nonverbal yang sama sebagai pembicara,
dianggap lebih empati. Atwater (1992) mencatat mendengarkan dengan empati
dengan cara berikut; Ketika orang merasa sangat memahami, mereka lebih
cenderung untuk merasa diterima, diperhatikan dan dihargai oleh pendengar, dan
sebagian besar pengaruh pemahaman empati berasal dari kualitas tidak menghakimi
dalam mendengarkan. Empati meningkatkan kerjasama dan membangun hubungan dengan
orang-orang, baik hubungan pribadi maupun kelompok.
Sebagaimana
dinyatakan sebelumnya mendengarkan adalah kerja keras. Hal ini dapat sangat melelahkan
untuk mendengarkan dengan cara yang dijelaskan di atas, dan membutuhkan
konsentrasi terfokus terus-menerus. Jika pemimpin memahami definisi dan
pentingnya mendengarkan dan mempraktikkan dalam hubungan manajerial dan pribadi
mereka, mereka akan menjadi pendengar dan pemimpin yang efektif. Pemimpin
sejati adalah pemimpin yang mau mendengar. Mendengarkan setiap kebutuhan,
impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Karena salah satu kesalahan
seorang pemimpin adalah kurang mendengarkan bawahan (yang dipimpin) dan hanya
meniru atasannya saja. Pandanglah atasan anda sebagai seorang partner dalam
mengembangkan diri.
Dapat
disimpulkan bahwa faktor penilai apakah seseorang adalah leader yang
baik atau bukan adalah kemampuan mendengar atau listen. Seorang pemimpin ataupun calon
pemimpin yang baik harus mau mendengar. Kemampuan mendengar adalah syarat
utama. Tanpa kemampuan mendengar yang baik pemimpin tidak akan sukses meskipun
dia pintar. Dari pengalamannya banyak orang pintar tidak mampu menjadi pemimpin
karena dia tidak mau mendengarkan.
Pengertian
menyampaikan
Menyampaikan
adalah memberikan informasi kepada orang lain.
Pesan
adalah suatu bagian dalam proses komunikasi berupa paduann dari pikiran dan
perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya
disampaikan pada orang lain.
Dalam
setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karna pesan
disampaikan melalui cara yang tepat, bahasa yang dimengrti, kata – kata yang
sederhana dan sesuai dengan maksud serta
tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah diterima oleh orang lain
Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika menyampaikan pesan/informasi kepada orang lain :
a. Ingat-ingatlah pokok-pokok
informasi yang hendak kamu sampaikan
b.
Menyampaikan
informasi itu kepada orang lain dengan baik dan benar
c. Informasi diucapkan dengan jelas
dan dengan nada yang meyakinkan
Menyampaikan
pesan pendek yang didengar kepada orang lain. Jika menyampaikan pesan kepada
orang lain harus dengan jelas dan kata-kata yang mudah dipahami.
Contoh percakapan antara Dimas dan Reza:
Dimas
: Za, nanti sepulang sekolah tolong mampir kerumah Dafa yah!
Reza
: Untuk apa ka ?
Dimas : Tolong sampaikan kepada Dafa besok lusa kakak
ingin kerumahnya untuk membicarakan
tentang Naik Gunung
Reza : Baik ka, nanti
akan aku sampaikan pesan dari kakak untuk ka Dafa. Apa ada pesan lainnya ka,
yang harus aku sampaikan ke ka Dafa ?
Dimas : Sudah itu
saja.
Matkul : PBSI
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd